Bangunan Gedung Perlu Diproteksi dengan Anti Rayap
Rayap kini bukan lagi sebagai hama kayu, tapi sudah menjadi hama bangunan gedung. Rayap yang hidup berkoloni ini mampu beradaptasi di lingkungan permukiman dan mampu menyerang bangunan gedung. Serangga ini mampu memanfaatkan selulosa yang berlimpah di bumi sebagai sumber
makanannya. Sedangkan bangunan yang mengandung bahan kayu menjadi sasaran empuk bagi serangga ini. Sehingga bangunan gedung perlu diproteksi dengan anti rayap agar tak rusak diserang rayap.
Sebagai serangga perusak bangunan, rayap mampu merambah ke dalam bangunan gedung tinggi untuk memperoleh sumber makanannya. Serangga ini mampu menemukan celah dan memanfaatkannya untuk masuk ke dalam bangunan gedung. Rayap dapat memanfaatkan saluran instalasi listrik, AC central, lorong lift, dan lorong lainnya untuk merayap masuk ke dalam bangunan gedung bertingkat. Dengan demikian serangga ini sangat pintar menembus penghalang fisik yang ada, yang sebagian besar adalah beton. Untuk itu bangunan rumah biasa atau bangunan gedung bertingkat pun perlu diproteksi dengan anti rayap. Karena serangga ini tak pernah memilih bangunan untuk memperoleh sumber makanannya.
Rayap merupakan ancaman bagi segala macam bentuk bangunan yang berada di lingkungan permukiman atau pun di kawasan perkantoran. Sehingga serangga ini tidak boleh dipandang sebelah mata kehadirannya. Alangkah baiknya bangunan gedung diproteksi dengan anti rayap pada pra-kontruksi agar tidak menjadi sasaran yang empuk bagi rayap tanah. Begitu juga pengendalian anti rayap perlu dilakukan pasca-kontruksi agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat serangan rayap pada bangunan gedung.
Dalam kenyataannya, betapa besar kerugian akibat serangan rayap. Memang, tidak semua rayap menjadi musuh manusia. Ada juga rayap yang tugasnya mengembalikan nutrisi tanah. Rayap ini dapat menjadi kawan manusia dan keberadaannya harus dijaga. Sedangkan rayap yang menjadi musuh dan senang menyerang bangunan, salah satunya dari jenis Coptotermes. Rayap jenis ini dapat merusak plafon, buku, kusen, meja, kursi, kertas dokumen, dan lain-lain.
Hal itu sejalan dengan pertumbuhan permukiman dan perkantoran di tempat-tempat yang dahulunya tempat koloni rayap hidup, maka muncul masalah dengan hama rayap. Akibatnya, serangga ini mencari makan di sekitar bangunan. Hal ini terbukti dengan banyaknya bangunan gedung miliki pemerintah dan swasta serta rumah di daerah permukiman yang sudah terserang rayap.